tag:blogger.com,1999:blog-47430624569287692642024-03-14T02:42:21.422-07:00DUNIA BINATANGREPTIL~MAMALIA~PREDATORAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/17750607612349406758noreply@blogger.comBlogger14125tag:blogger.com,1999:blog-4743062456928769264.post-46024242718455925832013-02-25T13:56:00.003-08:002013-04-02T12:25:56.263-07:00ular naga (Xenodermus javanicus)<title></title><style type="text/css">
<!--
@page { margin: 0.79in }
P { margin-bottom: 0.08in }
H2 { margin-bottom: 0.08in }
TD P { margin-bottom: 0in }
TH P { margin-bottom: 0in }
</style>
-->
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://24.media.tumblr.com/tumblr_m68nj2wvxb1r25niuo2_1280.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://24.media.tumblr.com/tumblr_m68nj2wvxb1r25niuo2_1280.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.breeders-expo.de/photos-database/Xenodermus-javanicus-010-f.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="http://www.breeders-expo.de/photos-database/Xenodermus-javanicus-010-f.jpg" width="320" /></a></div>
<h2>
<span style="font-size: small;"> </span></h2>
<h2>
<span style="font-size: small;">Taksonomi </span>
</h2>
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 480px;">
<col width="83"></col>
<col width="87"></col>
<col width="72"></col>
<col width="88"></col>
<col width="150"></col>
<tbody>
<tr>
<th width="83"><span style="font-size: small;">Kerajaan</span></th>
<th width="87"><span style="font-size: small;">Divisi</span></th>
<th width="72"><span style="font-size: small;">Kelas</span></th>
<th width="88"><span style="font-size: small;">Urutan</span></th>
<th width="150"><span style="font-size: small;">Keluarga</span></th>
</tr>
<tr>
<td width="83"><span style="font-size: small;">Animalia</span></td>
<td width="87"><span style="font-size: small;">Chordata</span></td>
<td width="72"><span style="font-size: small;">Reptilia</span></td>
<td width="88"><span style="font-size: small;">Squamata</span></td>
<td width="150"><span style="font-size: small;">XENODERMATIDAE</span></td>
</tr>
</tbody></table>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 275px;">
<col width="128"></col>
<col width="147"></col>
<tbody>
<tr>
<td width="128"><b><span style="font-size: small;">Nama Ilmiah:</span></b></td>
<td width="147"><span style="font-size: small;">Xenodermus javanicus</span></td>
</tr>
<tr>
<td width="128"><b><span style="font-size: small;">Spesies Authority:</span></b></td>
<td width="147"><span style="font-size: small;">Reinhardt, 1836</span></td>
</tr>
<tr>
<td colspan="2" width="275"><b><span style="font-size: small;">Nama umum / s:</span></b>
<br />
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 236px;">
<col width="50"></col>
<col width="9"></col>
<col width="177"></col>
<tbody>
<tr>
<td width="50"><span style="font-size: small;">Inggris</span></td>
<td width="9">-</td>
<td width="177"><span style="font-size: small;">Rough backed Litter Snake</span></td>
</tr>
</tbody></table>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<b><span style="font-size: small;">Keterangan:</span></b>
<span style="font-size: small;">Spesies ini terjadi dari ekstrim selatan Myanmar selatan
ke Sundaland (Sumatera, Jawa, dan Kalimantan). Keberadaannya di
Myanmar adalah marjinal, di mana diketahui hanya dari catatan lama
diambil di Victoria Point (= Kawthaung) (Smith 1943), sebuah kota
perbatasan di ujung paling selatan daratan Myanmar. Ada satu catatan
dari Thailand selatan, dari Sai Kao terjun di Pattani dilaporkan oleh
Taylor (1965), tetapi tidak ada catatan yang lebih baru dari negara
ini. Oleh karena itu dianggap langka ar batas utara jangkauan
(selatan Myanmar dan Thailand selatan).</span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<b><span style="font-size: small;">Populasi:</span></b>
<span style="font-size: small;">Spesies ini jarang ditemui, meskipun umum di Jawa (David
dan Vogel 1996). Seperti sering pergi ladang dan sawah beririgasi
(Smith 1943; David dan Vogel 1996) mungkin akan meningkat dalam
ukuran populasi.</span>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<b><span style="font-size: small;">Habitat dan
Ekologi:</span></b> <span style="font-size: small;">Spesies ini ditemukan dari
permukaan laut sampai dengan 1.300 m elevasi, tetapi paling sering
terjadi antara 500 dan 1.100 m. Ini adalah semi-fossorial dan terjadi
di tempat yang lembab dekat air, termasuk hutan, rawa, dan rawa-rawa,
dan terutama sawah. Feed hanya pada katak. Spesies ini yg menelur dan
meletakkan 2-4 telur (Smith 1943, David dan Vogel 1996). Di
Semenanjung Malaysia itu ditemukan di daerah rawa dan sungai hingga
400 meter di atas permukaan laut.</span>
</div>
<br />
Panjang ular ini maximak 55 cm tetapi meskipun ular ini termasuk jenis ular yang kecil,,ular ini adalah ular yang sangat digemari untuk dipelihara oleh para pecinta reptil karena keunikannya!!!<br />
<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17750607612349406758noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4743062456928769264.post-36381619494677588652013-02-22T09:23:00.001-08:002013-04-02T12:26:24.077-07:00Ular cecak / ular rumah / Lycodon capucinus <div style="color: black;">
<b>Ular cecak</b> atau sering pula disebut sebagai <b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ular_rumah" title="Ular rumah">ular rumah</a></b> adalah sejenis <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ular" title="Ular">ular</a> kecil dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Familia" title="Familia">suku</a> Colubridae. Dinamai demikian karena ular ini kerap dijumpai di dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah" title="Rumah">rumah</a>, di sekitar dapur atau <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Almari&action=edit&redlink=1" title="Almari (page does not exist)">almari</a>, untuk memburu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cecak" title="Cecak">cecak</a> yang menjadi kegemarannya. Nama ilmiahnya adalah <i>Lycodon capucinus</i> dan dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggris" title="Bahasa Inggris">bahasa Inggris</a> dikenal sebagai <i>common wolf-snake</i>, merujuk pada gigi yang memanjang menyerupai taring serigala di bagian muka rahangnya (bahasa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yunani" title="Yunani">Gerika</a>: <i>lycos</i>, serigala; <i>don</i>, gigi).</div>
<div style="color: black;">
Ular ini termasuk dalam golongan ular yang kecil karena ukuran panjang maksimalnya hanya 55 centimeter. Ciri-ciri fisik untuk mengenali ular ini yaitu Punggung (<i>dorsal</i>) berwarna coklat atau coklat agak keunguan,
dengan sebagian sisik bertepi putih membentuk pola belang (atau jala)
samar-samar seperti bekas cat yang terhapus. Kepala berwarna coklat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kurma" title="Kurma">kurma</a>, dengan warna putih atau keputih-putihan di bibir atas dan di tengkuk, kadang-kadang dengan sedikit warna kuning <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belerang" title="Belerang">belerang</a>. Perut (<i>ventral</i>) berwarna putih atau kekuningan.</div>
Ular cecak agresif dan lekas menggigit apabila terganggu atau baru
ditangkap. Gigitannya lumayan menyakitkan, terutama karena adanya
‘taring’ di rahang atas maupun bawah. Walaupun demikian ular ini tidak
berbisa, sehingga luka gigitannya hanya mengakibatkan rasa pedih dan
sedikit berdarah.<br />
Setelah dipelihara beberapa lama dan dibiasakan, ular cecak umumnya
lekas menjadi jinak dan tidak mau menggigit. Ular ini cukup rakus, dan
mampu menghabiskan 2–3 ekor cecak dalam sehari.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAxa7NG9SFx7d03z2tf2lNjZbtpD5YSnrZcShhsgo_dwo9A0aIE5ASQoaO5QIT9abiwPP67KnN5cvecn6NU0axgfNeK5SVC6E2HdxbiPfWobZ6HIC5wkX_3je-v0y-dUs97kBDwns-tGQK/s1600/DSC_9720.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="255" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAxa7NG9SFx7d03z2tf2lNjZbtpD5YSnrZcShhsgo_dwo9A0aIE5ASQoaO5QIT9abiwPP67KnN5cvecn6NU0axgfNeK5SVC6E2HdxbiPfWobZ6HIC5wkX_3je-v0y-dUs97kBDwns-tGQK/s320/DSC_9720.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div style="color: black;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17750607612349406758noreply@blogger.com19tag:blogger.com,1999:blog-4743062456928769264.post-7701223099776702092013-02-22T09:16:00.001-08:002013-04-02T12:26:40.188-07:00Ular kadut (Homalopsis buccata) <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.fobi.web.id/fbi/d/10113-2/Homalopsis_buccata_UI_DAP.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://www.fobi.web.id/fbi/d/10113-2/Homalopsis_buccata_UI_DAP.jpg" width="233" /></a></div>
<div align="justify" class="style13">
Ular yang dewasa, bagian kepalanya
terdapat tanda lurik simetris berwarna coklat tua agak terang yang
menutupi kepala dan di tengahnya seperti ada gambar sayap kupu-kupu
berwarna hitam. Bagian atas moncongnya ada tanda persegi tiga berwarna
hitam yang jelas terlihat. Sedangkan pada bagian muka terdapat belang
membujur melalui mata, seolah-olah topeng hitam penutup mata. Belang
tersebut berujung pada sudut rahang dan menyatu dengan warna coklat
kegelapan di bagian tengkuknya. Punggung mempunyai warna dasar coklat
keabu-abuan atau coklat merah bata dengan kurang lebih 19-29 belang
berwarna coklat tua agak terang (serupa dengan warna penutup kepala)
yang tepinya hitam. Bagian ventrolateral dan perut keputih-putihan atau
putih kekuning-kuningan dengan bercak-bercak coklat kehitam-hitaman,
terutama banyak terdapat pada bagian tengah sampai ekor. </div>
<div align="justify" class="style13">
Pada ular yang masih
muda, warna tubuhnya lebih terang (menyala). Warna dasar kepalanya
kemerah-merahan dan terdapat tanda seperti pada ular dewasa. Bagian
punggungnya berwarna merah kecoklat-coklatan yang terang, dengan
beberapa belang-belang coklat kekuning-kuningan. Bagian perutnya putih
kekuning-kuningan.</div>
<div align="justify" class="style13">
Makanan ular ini adalah katak dan ikan, karena ular ini tidak agresive maka sekarang banyak orang memelihara ular ini untuk di tempatkan di akuarium selain itu alasan ular ini banyak di pelihara oleh anusia adalah karena warna ular ini yang menarik dan juga harganya yang murah di pasaran.</div>
<div align="justify" class="style13">
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17750607612349406758noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4743062456928769264.post-35191289525775863432013-02-22T08:52:00.003-08:002013-04-02T12:27:06.008-07:00Ular air / Enhydris enhydris<b>Ular-air pelangi</b> adalah sejenis <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ular" title="Ular">ular</a> dari suku <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Colubridae" title="Colubridae">Colubridae</a>, anak suku <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Homalopsinae&action=edit&redlink=1" title="Homalopsinae (halaman belum tersedia)">Homalopsinae</a>.
Ular ini dinamakan demikian karena warna-warni di tubuhnya menyerupai
jalur-jalur warna pada pelangi, meski biasanya tidak begitu cerah. Dalam
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggris" title="Bahasa Inggris">bahasa Inggris</a> disebut dengan nama <i>rainbow water-snake</i>. Umum mengenalnya sebagai ular air, <i>uler aer</i> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Betawi" title="Bahasa Betawi">Betawi</a>), <i>ulo banyu</i> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa" title="Bahasa Jawa">Jawa</a>), dan lain-lain. Sementara nama ilmiahnya adalah <i>Enhydris enhydris</i> (Schneider, 1799).<br />
Ular yang umumnya bertubuh relatif kecil sampai sedang, panjang
maksimum lebih sedikit dari 80 cm, meski kebanyakan antara 50-60 cm.
Berkepala kecil, meski sering berperut gendut, dan berekor pendek.<br />
Punggung (dorsal) umumnya berwarna coklat muda zaitun hingga abu-abu
kehitaman, dengan sepasang garis yang kabur batasnya, berwarna lebih
terang kecoklatan, agak jauh di sebelah menyebelah garis tulang
punggungnya. Sisi samping badan (lateral) sebelah bawah berwarna terang
kekuningan atau keputihan, dibatasi dengan garis zigzag kehitaman di
sepanjang batas dengan sisik-sisik ventral (perut). Terkadang terlihat
garis warna merah jambu agak samar di bagian terang ini, serupa dengan
pola renda memanjang. Sisi bawah tubuh (ventral) kekuningan atau
keputihan, kadang-kadang dengan bintik-bintik atau garis samar sepanjang
garis tengahnya.<br />
Sisik-sisik dorsal tersusun dalam 21 deret. Sisik ventral 150-177 buah, sisik anal (yang menutupi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Anus" title="Anus">anus</a>) sepasang/berbelah, sisik subkaudal (sisi bawah ekor) 47-78 pasang.<br />
<h2>
<span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Kebiasaan_dan_penyebaran">Kebiasaan dan penyebaran</span></h2>
Bersama dengan kerabatnya, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ular_lumpur&action=edit&redlink=1" title="Ular lumpur (halaman belum tersedia)">ular lumpur</a> <i>E. plumbea</i>, ular-air pelangi kerap ditemui di saluran-saluran air, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kolam" title="Kolam">kolam</a>-kolam ikan, lingkungan sawah, rawa dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai" title="Sungai">sungai</a>-sungai kecil yang berarus tenang. Ular-ular ini amat gemar memangsa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan" title="Ikan">ikan</a> kecil-kecil, dan seringkali menjadi hama di kolam-kolam pemeliharaan ikan. Mangsa lainnya adalah <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kodok" title="Kodok">kodok</a>, termasuk berudunya, dan diperkirakan juga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kadal" title="Kadal">kadal</a>.<br />
<div class="thumb tleft">
<div class="thumbinner" style="width: 222px;">
<a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Enh_enhydris_060502_5302_ipb_ed_resize.jpg"><img alt="" class="thumbimage" height="208" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/0/04/Enh_enhydris_060502_5302_ipb_ed_resize.jpg/220px-Enh_enhydris_060502_5302_ipb_ed_resize.jpg" srcset="//upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/0/04/Enh_enhydris_060502_5302_ipb_ed_resize.jpg/330px-Enh_enhydris_060502_5302_ipb_ed_resize.jpg 1.5x, //upload.wikimedia.org/wikipedia/id/0/04/Enh_enhydris_060502_5302_ipb_ed_resize.jpg 2x" width="220" /></a>
<br />
<div class="thumbcaption">
<div class="magnify">
<a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Enh_enhydris_060502_5302_ipb_ed_resize.jpg" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf9/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>
Ular-air pelangi di tepi sebuah rawa</div>
</div>
</div>
<i>E. enhydris</i> –seperti umumnya Homalopsinae– berbiak dengan 'melahirkan' anaknya (<i>ovovivipar</i>). Yakni, telur berkembang sempurna dan menetas dalam perut induknya, untuk kemudian keluar sebagai ular kecil-kecil. <i>E. enhydris</i> melahirkan hingga 18 anak pada satu musimnya.<br />
Di waktu pagi dan siang, ular-air pelangi kerap terlihat mengeluarkan
kepala dan sebagian badannya dari air, dan berdiam diri menyerupai
ranting kayu yang muncul dari dalam air. Ada kalanya beberapa ekor ular
muncul bersama dalam jarak yang tidak berapa jauh.<br />
<i>E. enhydris</i> mudah ditangkap dengan jerat. Di desa-desa di Jawa, anak-anak setempat biasa menangkapnya dengan berbekal jerat dari <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lidi&action=edit&redlink=1" title="Lidi (halaman belum tersedia)">lidi</a> daun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa" title="Kelapa">kelapa</a>
yang masih segar. Ular ini umumnya jinak dan tak mau menggigit,
sehingga kerap menjadi mainan anak-anak. Meski termasuk katagori ular
berbisa lemah (<i>mildly venomous</i>), hampir tak pernah ada laporan mengenai kasus gigitannya.<br />
Kebanyakan ular-ular marga <i>Enhydris</i> --sejauh ini telah dideskripsi 23 spesies dari marga ini, termasuk jenis ular baru <i>E. gyii</i> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ular-lumpur_Kapuas" title="Ular-lumpur Kapuas">ular-lumpur Kapuas</a>) yang mampu berubah warna-- menyebar lokal atau terbatas. Hanya <i>E. enhydris</i> dan <i>E. plumbea</i> yang luas agihannya.<br />
<i>E. enhydris</i> diketahui tersebar luas mulai dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pakistan" title="Pakistan">Pakistan</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nepal" title="Nepal">Nepal</a> di barat, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/India" title="India">India</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bangladesh" title="Bangladesh">Bangladesh</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Burma" title="Burma">Burma</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laos" title="Laos">Laos</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vietnam" title="Vietnam">Vietnam</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kamboja" title="Kamboja">Kamboja</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Thailand" title="Thailand">Thailand</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Semenanjung_Malaya" title="Semenanjung Malaya">Semenanjung Malaya</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra" title="Sumatra">Sumatra</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa" title="Jawa">Jawa</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Borneo" title="Borneo">Borneo</a> hingga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi" title="Sulawesi">Sulawesi</a> di timur.<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ular-air_pelangi" target="_blank">sumber</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17750607612349406758noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4743062456928769264.post-76420299978718327672013-02-22T08:48:00.002-08:002013-04-02T12:27:26.452-07:00Ular siput (Pareas carinatus)<b>Ular siput</b> (<i>Pareas carinatus</i>) adalah sejenis <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ular" title="Ular">ular</a> kecil anggota <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Familia" title="Familia">suku</a> Colubridae. Dinamai demikian baik karena mangsa utamanya adalah aneka <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Siput" title="Siput">siput</a> kecil, maupun karena gerakannya yang lamban seperti mangsanya itu. Dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggris" title="Bahasa Inggris">bahasa Inggris</a> ular ini dikenal sebagai <i>keeled slug-snake</i> atau <i>keeled slug-eating snake</i>, merujuk pada sisik-sisik vertebralnya yang berlunas rendah (<i>keeled</i>).<br />
<br />
<h2>
<span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Pengenalan">Pengenalan</span></h2>
<div class="thumb tleft">
<div class="thumbinner" style="width: 202px;">
<a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Pare_carin_060611_6991_tdp.jpg"><img alt="" class="thumbimage" height="118" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/bc/Pare_carin_060611_6991_tdp.jpg/200px-Pare_carin_060611_6991_tdp.jpg" srcset="//upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/bc/Pare_carin_060611_6991_tdp.jpg/300px-Pare_carin_060611_6991_tdp.jpg 1.5x, //upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/bc/Pare_carin_060611_6991_tdp.jpg/400px-Pare_carin_060611_6991_tdp.jpg 2x" width="200" /></a>
<br />
<div class="thumbcaption">
<div class="magnify">
<a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Pare_carin_060611_6991_tdp.jpg" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf9/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>
Kepala dan leher</div>
</div>
</div>
Ular kecil yang bertubuh ramping, cenderung kurus. Panjang tubuh total hingga sekitar 60 <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sentimeter" title="Sentimeter">cm</a>.
Coklat kusam, coklat muda atau coklat agak kekuningan di sisi sebelah
atas, dengan belang-belang hitam yang tipis dan samar-samar di sepanjang
tubuhnya, kecuali pola X memanjang berwarna hitam tegas di atas
tengkuk.<sup class="reference" id="cite_ref-tweedie_1-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ular_siput#cite_note-tweedie-1">[1]</a></sup>
Sisi bawah tubuh (ventral) kuning atau kekuningan, dengan bintik-bintik
halus gelap atau kemerahan. Kepala menjendol besar dengan moncong
tumpul agak janggal. Mata relatif besar, dengan <i>iris</i> berwarna kuning kecoklatan. Ekor kurus meruncing.<br />
<div class="thumb tleft">
<div class="thumbinner" style="width: 202px;">
<a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Pare_carin_060611_6979_tdp.jpg"><img alt="" class="thumbimage" height="159" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f3/Pare_carin_060611_6979_tdp.jpg/200px-Pare_carin_060611_6979_tdp.jpg" srcset="//upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f3/Pare_carin_060611_6979_tdp.jpg/300px-Pare_carin_060611_6979_tdp.jpg 1.5x, //upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f3/Pare_carin_060611_6979_tdp.jpg/400px-Pare_carin_060611_6979_tdp.jpg 2x" width="200" /></a>
<br />
<div class="thumbcaption">
<div class="magnify">
<a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Pare_carin_060611_6979_tdp.jpg" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf9/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>
Tersamar di antara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Serasah" title="Serasah">serasah</a> dedaunan</div>
</div>
</div>
Ular ini <i>tidak memiliki celah lurus</i> di antara perisai-perisai<sup class="reference" id="cite_ref-sisik_2-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ular_siput#cite_note-sisik-2">[2]</a></sup> dagunya (<i>mental groove</i>).
Di antara perisai nasal (hidung) dan mata terdapat dua buah perisai,
yakni loreal dan preokular. Perisai labial (bibir) atas 7–9 buah,
dipisahkan dari mata oleh 2–4 sisik kecil-kecil. Sisik-sisik dorsal
(punggung) dalam 15 deret di tengah badan, sisik-sisik vertebral (yang
paling atas, di atas tulang punggung) <i>sedikit membesar dan berlunas rendah</i>. Perisai-perisai ventral (perut) berjumlah 170–184 buah; perisai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Anus" title="Anus">anal</a> (dubur) tunggal; perisai subkaudal (bawah ekor) 60-88 buah, tak berpasangan.<sup class="reference" id="cite_ref-tweedie_1-1"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ular_siput#cite_note-tweedie-1">[1]</a></sup><br />
<h2>
<span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Kebiasaan.2C_anak_jenis_dan_penyebaran">Kebiasaan, anak jenis dan penyebaran</span></h2>
Aktif di malam hari (<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nokturnal" title="Nokturnal">nokturnal</a>), ular siput biasa ditemui di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan" title="Hutan">hutan-hutan</a> dataran rendah dan hutan pegunungan yang basah, lingkungan perkebunan hingga ke dekat permukiman. Sering memanjat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vegetasi" title="Vegetasi">vegetasi</a> penutup tanah di tempat-tempat lembap, ular ini memburu dan memangsa aneka <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Siput" title="Siput">siput</a>
dan siput tak bercangkang. Tak jarang pula ular ini ditemukan menjalar
perlahan di lantai hutan dan di dekat batang air. Catatan dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berastagi,_Karo" title="Berastagi, Karo">Berastagi</a> menunjukkan bahwa ular ini didapati hingga ketinggian 1.300 <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Meter" title="Meter">m</a> dpl. Ular siput bertelur hingga 8 butir.<sup class="reference" id="cite_ref-david_3-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ular_siput#cite_note-david-3">[3]</a></sup><br />
Ular ini tidak berbisa, bahkan tak dapat menggigit manusia. Akan
tetapi perilakunya ketika merasa terancam mirip dengan ular berbisa;
leher dan tubuh bagian depan ditarik melengkung membentuk huruf S,
kemudian secepat kilat ular ini mematuk ke depan. Namun sesungguhnya
mulutnya terlampau sempit untuk membuka dan menggigit ujung jari
sekalipun. Dengan demikian sebetulnya gerakan itu hanya berfungsi untuk
menakut-nakuti si pengganggu belaka, tanpa dapat melukai sedikitpun.<br />
Celakanya, karena perilakunya itu ular siput kerap dibunuh orang.
Karena lambannya, ular ini juga tidak jarang tergilas kendaraan ketika
menyeberang jalan atau bahkan tidur bergelung di jalan yang hangat di
waktu malam.<br />
<i>Pareas carinatus</i> memiliki dua anak jenis<sup class="reference" id="cite_ref-david_3-1"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ular_siput#cite_note-david-3">[3]</a></sup> <sup class="reference" id="cite_ref-NRDB_4-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ular_siput#cite_note-NRDB-4">[4]</a></sup>:<br />
<ul>
<li><i>P.c. carinatus</i> menyebar luas di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggara" title="Asia Tenggara">Asia Tenggara</a>, mulai dari <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Burma" title="Burma">Burma</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Thailand" title="Thailand">Thailand</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vietnam" title="Vietnam">Vietnam</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laos" title="Laos">Laos</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kamboja" title="Kamboja">Kamboja</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cina" title="Cina">Cina</a> selatan (Yunnan), <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Semenanjung_Malaya" title="Semenanjung Malaya">Semenanjung Malaya</a>, serta <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> (<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Borneo" title="Borneo">Borneo</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra" title="Sumatra">Sumatra</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa" title="Jawa">Jawa</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bali" title="Bali">Bali</a>, dan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lombok" title="Lombok">Lombok</a>).</li>
<li><i>P.c. unicolor</i> (Bourret, 1934) terbatas di Kamboja.</li>
</ul>
<h2>
<span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Jenis_yang_serupa">Jenis yang serupa</span></h2>
<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ular_siput_belang&action=edit&redlink=1" title="Ular siput belang (halaman belum tersedia)">Ular siput belang</a> (<i>Pareas nuchalis</i>) memiliki ciri-ciri, bentuk tubuh dan perilaku yang amat serupa dengan <i>Pareas carinatus</i>. Keduanya sulit untuk dibedakan, kecuali dengan menghitung jumlah sisik-sisiknya. <i>P. nuchalis</i> memiliki 8-9 perisai labial atas, <b>207–218</b> perisai ventral, dan <b>105–108</b> perisai subkaudal. Ular ini ditemukan terbatas (<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Endemik" title="Endemik">endemik</a>) di Borneo, di hutan-hutan dataran rendah tidak lebih dari ketinggian 500 m dpl.<sup class="reference" id="cite_ref-stuebing_5-0">[5]<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ular_siput" target="_blank">sumber</a></sup>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17750607612349406758noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4743062456928769264.post-68169562754437203102013-02-22T08:45:00.002-08:002013-04-02T12:27:43.274-07:00Ular kisik a.k.a ular lare angon a.k.a Xenochrophis vittatus<b>Ular kisik</b> adalah sejenis ular dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Familia" title="Familia">suku</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Colubridae" title="Colubridae">Colubridae</a>. Dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa" title="Bahasa Jawa">bahasa Jawa</a> ular ini dikenal sebagai <i>ula lare-angon</i> (ular anak gembala) karena ular yang jinak ini biasa menjadi permainan anak-anak gembala di Jawa Tengah. Namanya dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggris" title="Bahasa Inggris">bahasa Inggris</a> adalah <i>striped keelback</i>, merujuk pada garis-garis memanjang dan bentuk sisik-sisik punggungnya yang berlunas (<i>keeled</i>). Nama ilmiahnya adalah <i>Xenochrophis vittatus</i> (<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Linnaeus" title="Linnaeus">Linnaeus</a>, 1758).<br />
Ular kisik umumnya bertubuh kecil ramping. Panjang tubuh maksimal
mencapai 70 cm, namun umumnya hanya sekitar 50 cm. Ekornya sekitar
seperempat dari seluruh panjang tubuhnya.<br />
<div class="thumb tleft">
<div class="thumbinner" style="width: 222px;">
<a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Xenoch_vittatus_050507_RwG_8608.jpg"><img alt="" class="thumbimage" height="129" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/7f/Xenoch_vittatus_050507_RwG_8608.jpg/220px-Xenoch_vittatus_050507_RwG_8608.jpg" srcset="//upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/7f/Xenoch_vittatus_050507_RwG_8608.jpg/330px-Xenoch_vittatus_050507_RwG_8608.jpg 1.5x, //upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/7f/Xenoch_vittatus_050507_RwG_8608.jpg 2x" width="220" /></a>
<br />
<div class="thumbcaption">
<div class="magnify">
<a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Xenoch_vittatus_050507_RwG_8608.jpg" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf9/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>
<i>close up</i> kepala dan badan</div>
</div>
</div>
Kepala berwarna hitam di bagian atas, dengan coret-coret putih yang
berpola simetris. Moncong agak kemerahan seperti warna daging. Dorsal
(sisi atas tubuh) dengan sepasang pita coklat kuning keemasan di atas
warna hitam. Di bagian muka (anterior) masing-masing pita ini terbagi
lagi oleh garis hitam tipis. Sisi ventral (bawah tubuh) berwarna putih,
dengan garis-garis hitam pada tepi sisik ventral yang memberikan kesan
warna lorek.<br />
Sisik-sisik dorsal dalam 19 (19-19-17) deret, berlunas kecuali
satu-dua deret terbawah. Sisik-sisik ventral sekitar 149 buah, sisik
anal (penutup anus) berpasangan, sisik-sisik subkaudal (di bawah ekor)
80 pasang.<br />
Perisai labial (bibir) atas berjumlah 9 buah, yang ke-4 hingga ke-6
menyentuh mata, putih dengan tepi belakang berwarna hitam. Labial bawah
10, no 4-7 membesar. <i>Sebuah sisik anterior temporal</i> terdapat di masing-masing sisi kepala. Lubang hidung mengarah ke samping.<br />
<br />
Ular kisik merupakan ular darat yang hidup tidak jauh dari perairan. Ia menghuni hutan-<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan_hujan_dataran_rendah" title="Hutan hujan dataran rendah">hutan hujan dataran rendah</a> hingga <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan_pegunungan_bawah" title="Hutan pegunungan bawah">hutan pegunungan bawah</a>
sampai ketinggian sekitar 1200 m dpl., serta lingkungan pertanian dan
pemukiman di sekitarnya. Ular kisik terutama menyukai lingkungan dekat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai" title="Sungai">sungai</a>, saliran, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rawa" title="Rawa">rawa</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sawah" title="Sawah">sawah</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kolam" title="Kolam">kolam</a>, di mana ular ini dapat berenang dengan baik.<br />
Ia sering didapati menyelusup di antara rerumputan atau <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Herba" title="Herba">herba</a> tepi air yang lebat, memburu <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kodok" title="Kodok">kodok</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berudu" title="Berudu">berudu</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan" title="Ikan">ikan</a>
kecil-kecil. Tidak jarang, pada saat matahari terbit ular ini telah
terlihat menjalar di antara tanaman padi di sawah. Ular kisik juga kerap
berkeliaran di pekarangan dan halaman rumah, terutama dekat genangan
air.<br />
Ular ini tidak seberapa takut dengan manusia. Anak-anak di pedesaan di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Banyumas" title="Kabupaten Banyumas">Banyumas</a>
sering menangkapnya untuk dijadikan permainan karena ular ini tidak
menggigit. Hanya saja, apabila merasa terganggu, ular kisik mengeluarkan
bau tidak enak yang keras dari kelenjar di dekat anusnya. Apabila
terjadi demikian, biasanya ular ini segera dilepaskan kembali oleh
anak-anak tersebut.<br />
Ular kisik terbatas menyebar di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra" title="Sumatra">Sumatra</a>, termasuk beberapa pulau di sekitarnya seperti Pulau We dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bangka" title="Kabupaten Bangka">Bangka</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa" title="Jawa">Jawa</a>. Diintroduksi ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Singapura" title="Singapura">Singapura</a>.<br />
Ular kisik bertelur hingga delapan butir.<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ular_kisik" target="_blank">sumber</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17750607612349406758noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4743062456928769264.post-16333182510014176182013-02-22T08:40:00.000-08:002013-02-25T12:28:43.956-08:00Ular pelangi a.k.a. xenopeltis unicolor<b>Ular pelangi</b> adalah sejenis <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ular" title="Ular">ular</a> yang termasuk anggota suku <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Xenopeltidae&action=edit&redlink=1" title="Xenopeltidae (halaman belum tersedia)">Xenopeltidae</a>.
Ular ini diberi nama demikian karena lapisan transparan pada sisiknya
membiaskan warna-warni pelangi dari cahaya matahari. Dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggris" title="Bahasa Inggris">bahasa Inggris</a> disebut dengan nama <i>sunbeam snake</i> atau <i>iridescent earth snake</i>. Sementara nama ilmiahnya adalah <i>Xenopeltis unicolor</i> (Schneider, 1799), merujuk pada keistimewaan sisik-sisiknya (<i>Xeno</i>: aneh, ajaib; <i>peltis</i>: perisai).<br />
<span class="mw-headline" id="Pemerian"></span>Sisi atas tubuh (<i>dorsal</i>, punggung) berwarna coklat atau abu-abu kehitaman, merata (<i>unicolor</i>: berwarna seragam) dan berkilauan apabila terkena cahaya. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sisik" title="Sisik">Sisik-sisik</a>
dorsal dalam 15 deret. Deret terbawah berwarna putih, beberapa deret
berikutnya seperti warna punggung umumnya namun dengan tepian berwarna
putih. Sisi bawah tubuh (<i>ventral</i>) putih.
Ular muda dengan kepala dan leher yang berwarna putih, kecuali
moncongnya yang kecoklatan. Warna putih ini berangsur-angsur menghilang
bersama dengan bertambah besarnya sang ular.<br />
Perisai (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sisik_ular#sisik-sisik_kepala" title="Sisik ular">sisik-sisik besar</a>) di atas ubun-ubun kepala berbentuk mirip <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belah_ketupat" title="Belah ketupat">belah ketupat</a>. Tidak seperti kebanyakan ular, perisai <i>parietal</i> (<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pelipis&action=edit&redlink=1" title="Pelipis (halaman belum tersedia)">pelipis</a>) kanan dan kiri tidak bersinggungan; melainkan terpisah oleh adanya perlekatan perisai <i>frontal</i> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dahi" title="Dahi">dahi</a>, di antara kedua mata) dengan perisai <i>oksipital</i>
tengah yang berukuran besar. Keempat perisai itu berukuran hampir sama
besar, dan bersama-sama membentuk bangun belah ketupat yang lebih besar
lagi.<br />
Panjang tubuh maksimum lebih sedikit dari satu meter, kebanyakan
antara 80-90 cm. Ekornya pendek, sekitar sepersepuluh panjang tubuh atau
kurang. Sisik-sisik <i>ventral</i> 173-196 buah, <i>anal</i> (yang menutupi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Anus" title="Anus">anus</a>) sepasang, dan <i>subkaudal</i> (di bawah ekor) 24-32 pasang.<br />
Ular pelangi menghuni daerah lembap dan berawa-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rawa" title="Rawa">rawa</a> di sekitar <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pantai" title="Pantai">pantai</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai" title="Sungai">sungai</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sawah" title="Sawah">persawahan</a>, dan daerah ber<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan" title="Hutan">hutan</a>;
di dataran rendah hingga pegunungan di ketinggian sekitar 1300 m dpl
(David and Vogel, 1997). Tidak jarang pula ditemukan di sekitar
pemukiman, terutama di daerah terbuka dan berumput-rumput yang meliar.
Ular ini sering bersembunyi di bawah kayu busuk, bebatuan, tumpukan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Serasah" title="Serasah">serasah</a>, atau menggali lubang dalam lumpur, tidak jauh dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Air" title="Air">air</a>.<br />
Ular ini sangat jinak dan tidak berbahaya serta tidak berbisa oleh karena itu ular ini sering di jadikan peliharaan oleh para pecinta reptil sedikit bocoran ane juga pernah melihara uler ini gan. hehehehe<br />
Jadi untuk yang masih baru n mau pelihara ular ane saranin pelihara ular ini dulu baru yang lain krn perawatan ular ini juga gak ribet.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitR6A84OEKWSaNep9uxFXbatZJOM_Vo6-Qving9YOyfZLrKKu2zyjhpDf7cXCwaKwhk4WLfcgr61Tp0wJok_JyJc9RcgeFZ9enf-4LspGIT_sN4gTtD5Bwy1CVKXh8mL-qGh45DB_nOSE/s640/Ular+Pelangi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitR6A84OEKWSaNep9uxFXbatZJOM_Vo6-Qving9YOyfZLrKKu2zyjhpDf7cXCwaKwhk4WLfcgr61Tp0wJok_JyJc9RcgeFZ9enf-4LspGIT_sN4gTtD5Bwy1CVKXh8mL-qGh45DB_nOSE/s320/Ular+Pelangi.jpg" width="320" /></a></div>
Makanan ular ini adalah katak,ikan,kadal,tikus dan apabila ada ular lain yang ukurannya lebih kecil dari ular ini dia juga gak nolak buat menelannya! Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17750607612349406758noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4743062456928769264.post-40071295341400295282013-02-22T08:33:00.001-08:002013-02-25T12:28:54.074-08:00Ular Karung a.k.a Acrochordus javanicusular karung adalah ular yang sangat unik karena ular memiliki kulit yang sangat longgar seperti karung,, setelah makan perut ular ini tidak membesar seperti ular-ular lain dikarenakan kulit ular ini yang sangat longgar.<br />
Ular ini mampu tumbuh hingga 2,5 meter,, ular ini sangat suka makan ikan baik kecil maupun besar oleh karena itu ular ini tidak pernah keluar dari dalam air, selain itu apabila ia keluar dari air maka ia tidak akan berdaya.<br />
uUlar ini tidaklah berbisa sehingga dewasa ini banyak orang yang memelihara ular ini di aquarium.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.reptarium.cz/content/photo_rd_00/Acrochordus-javanicus-03000027935_01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="226" src="http://www.reptarium.cz/content/photo_rd_00/Acrochordus-javanicus-03000027935_01.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.zooinstitutes.com/animals/12655.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://www.zooinstitutes.com/animals/12655.jpg" width="320" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Ular unik yang sangat cocok untuk dipelihara oleh para pecinta ular khususnya yang masih newbie.</div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17750607612349406758noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4743062456928769264.post-65922615524523979812013-02-22T08:19:00.000-08:002013-02-25T12:29:14.250-08:00 Ular Sanca Hijau (Morelia viridis)Kebanyakan spesies python berstatus langka. Dalam CITES (Convention
Internaional Trade in Endangered of Wild Flora and Fauna), semua famili
Boidae termasuk ular Sanca Hijau ( Morelia viridis) di dalamnya masuk
dalam Appendix II, itu berarti satwa imi terancam dan perdagangan hanya
diijinkan dengan ijin tertentu. Ular Sanca Hijau (Morelia viridis)
diburu untuk dijadikan hewan kesayangan karena memiliki kulit yang indah
dan mahal harganya sehingga tidak mengherankan jika spesies ini menjadi
incaran para pelaku bisnis.<br />
<br />
Sejak awal sudah disadari bahwa pola
pemanfaatan satwaliar dengan cara memungut langsung dari alam dalam
jangka panjang akan mengancam kelestarian jenis tersebut. Padahal
hakekat keberadaan satwaliar sebagai salah satu sumberdaya ekonomi,
tidak semata dimaksudkan untuk kepentingan generasi sekarang melainkan
juga untuk kepentingan generasi mendatang. Maka diperlukan suatu
pengaturan dan perubahan pola pemanfaatan satwa liar agar tetap menjamin
kelestarian fungsi-fungsinya menjadi penting.<br />
<br />
Salah satu cara
untuk melestarikan ular agar populasinya tidak mengalami penurunan
adalah dengan mengembangkannya melalui kegiatan penangkaran. Penangkaran
merupakan salah satu cara dalam rangka kegiatan pelestarian satwa
diluar habitat aslinya (ex-situ) yang memerlukan keahlian yang khusus.
Pengetahuan dasar yang harus dimiliki adalah pengetahuan tentang:
biologi dan ekologi jenis, reproduksi, pakan, penanganan penyakit, dan
aspek-aspek pemeliharaan lainnya.<br />
<br />
TINJAUAN PUSTAKA<br />
<br />
A. Bioekologi<br />
<br />
<img alt="" src="http://www.theanimalfiles.com/images/green_tree_python.jpg" /><br />
<br />
Gb 1. Ular Sanca Hijau (Morelia viridis)<br />
<br />
Menurut Gow (1989) dalam Kustiarto (1990), ular sanca hijau (Morelia viridis) memiliki klasifikasi sebaga berikut:<br />
<br />
Phy llum: Chordata<br />
<br />
Subphyllum: Vertebrata<br />
<br />
Class: Reptilia<br />
<br />
Subclass: Lepidosauria<br />
<br />
Ordo: Squamata<br />
<br />
Subordo: Serpe ntes<br />
<br />
Famili: Boidae<br />
<br />
Subfamili: Phytonidae<br />
<br />
Genus: Morelia<br />
<br />
Species: Morelia viridis<br />
<br />
Ular
sanca hijau memiliki bentuk kepala lebih jelas yang dapat dibedakan
dari leher yang tertutup sisik kecil, nostris pada nasal tunggal atau
nasal yang terbagi. Tiap-tiap nasal tersebut dipisahkan oleh sisik-sisik
kecil, labial atas anterior, rostral, dan beberapa labial bawah yang
berlubang. Pupil mata ular Sanca Hijau mempunyai bentuk vertikal,
premaxillary tanpa gigi, gigi anterior besar dan posterior kecil, badan
sedikit pipih yang tertutup oleh sisik halus, ekor sedang, prehensile,
sisik subcaudal dua baris. Ular ini memiliki panjang antara 1.5 meter
hingga 1.8 meter.<br />
<br />
B. Penyebaran<br />
<br />
Ular sanca Hijau (Morelia
viridis) hidup di daerah tropis, hutan hujan tropis, dan hutan
pegunungan, baik hutan primer maupun hutan sekunder yang lembab.
Penyebaran jenis ular ini adalah di New Guinea Australia dan di
Kepulauan Aru. Ular ini hanya mempunyai satu spesies yaitu Morelia
viridis ( Kustiarto 1990).<br />
<br />
Menurut Van Hoeve (1988) dalam
Kustiarto (1990), Sanca Hijau pada umumnya hidup di hutan primer dan
hutan sekunder, menempati habitat dataran rendah dan air, bahkan
dijuluki dengan hewan setengah air karena hidupnya lebih menyukai air.
Makanan ular Sanca Hijau (Morelia viridis) pada umumnya sejenis tikus
dan rodentia kecil-kecil dengan cara membelit dari pucuk pohon kemudian
menelannya.<br />
<br />
Pada lingkungan yang bertekanan rendah, maka akan
memiliki tingkat kesuburan ular Sanca Hijau (Morelia viridis) yang
tinggi. Hal ini akan terlihat jelas pada penangkapan ular Sanca Hijau di
alam oleh masyarakat (Ross et al. 1990).<br />
<br />
C. Perilaku<br />
<br />
Perilaku
satwa adalah ekspresi satwa yang disebabkan oleh faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Faktor tersebut adalah faktor dalam (endogenous factor)
dan faktor luar (exogenous factor) serta faktor pengalaman dan faktor
fisiologi (Sentanu 1999).<br />
<br />
Selanjutnya dikatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku binatang tersebut dikatakan
sebagai rangsangan, sedangkan aktivitas yang ditimbulkan oleh
rangsangan tersebut dikenal dengan nama respon (Tanudimadja &
Kusumamihardja 1985). Tanudimadja dan Kusumamihardja (1985) juga
mengatakan bahwa fungsi dari perilaku adalah untuk memungkinkan satwa
beradaptasi terhadap perubahan, baik perubahan dari dalam (internal)
maupun perubahan dari luar (external) tubuh satwa.<br />
<br />
Secara umum
perilaku seksual pada ular hampir sama dengan perilaku pada jenis-jenis
reptil yang lain yakni terdapat 5 tahapan, seperti yang diuraikan oleh
(Suharmono 1998). Tahapan-tahapan perilaku seksual tersebut adalah:<br />
<br />
1. Menarik perhatian<br />
<br />
Perilaku
kawin dimulai dengan perilaku menarik perhatian (courtship) yang
dilakukan oleh induk jantan kepada induk betina. Dalam menarik perhatian
induk betina, umumnya induk pejantan menampilkan gerakan-gerakan
sembari menjulurkan lidahnya.<br />
<br />
2. Bercumbu<br />
<br />
Setelah
menangkap tubuh betina, maka pejantan akan melakukan percumbuan.
Percumbuan yang dilakukan pejantan adalah dengan mencengkram betina,
menggigit lehernya sambil meninggalkan luka. Setelah itu betina
dilepaskan kembali.<br />
<br />
3. Menaiki<br />
<br />
Tahap menaiki yang
dilakukan pejantan hampir sama dengan tahap bercumbu. Untuk tahap ini
posisi jantan tidak terletak di atas tubuh betina, akan tetapi
menjatuhkan dirinya disamping tubuh induk betina.<br />
<br />
4. Intomisi dan Ejakulasi<br />
<br />
Tahap
intomisi di awali dengan berontaknya betina sehingga menyebabkan
terangkatnya lubang kloaka betina. Pada saat bersamaan pada lubang
kloaka pejantan muncul organ hepernis sehingga kedua lubang tersebut
bertemu dan organ hepernis jantan masuk ke kloaka betina hingga organ
hemipenis jantan mengeluarkan cairan sperma.<br />
<br />
5. Relaksasi<br />
<br />
Merupakan
tahapan terakhir dari seksual ditandai dengan melepasnya organ
hemipenis dan ekor pejantan mengendorkan cengkeramannya dan melepaskan
leher betina. Perilaku yang terjadi setelah tahap ini adalah berdiam
diri ditempatnya untuk istirahat.<br />
<br />
Ross et al. (1990) menyatakan
bahwa jenis makanan ular pada dasarnya ditentukan oleh habitat ular itu
sendiri, ketersediaan makanan akan menjamin kelangsungan hidupnya di
alam. Makanan yang terbaik bagi ular di penangkaran adalah makanan yang
seperti keadaan alaminya seperti tikus, burung dan lain sebagainya.
Biasanya pada tahap awal dilakukan pengenalan terhadap makanannya selama
7 sampai 12 hari, pada tahap itu anakan ular masih makan cairan yang di
bawanya saat penetasan.<br />
<br />
D. Pertumbuhan<br />
<br />
Rounsefell dan
Everhart (1962) dalam Kustiarto (1990) berpendapat bahwa pertumbuhan
dapat diartikan secara sederhana sebagai pertambahan gradual ukuran atau
massa atau unit sesuatu dari unit kehidupan dengan bertambahnya waktu.
Ini berlaku untuk bagian organisme, keseluruhan organisme atau populasi
suatu organisme. Sedangkan laju pertumbuhan adalah pertambahan ukuran
yang telah dicapai (mm) per minggu. Jadi laju pertumbuhan lebih
menyerupai perhitungan secara logaritmik daripada perhitungan secara
aritmatika. Pertumbuhan suatu organisme dipengaruhi oleh banyak faktor,
yaitu faktor dalam dimana pola pertumbuhannya diturunkan oleh induk dan
faktor luar dimana pertumbuhannya dipengaruhi oleh faktor-faktor
lingkungan seperti kualitas dan kuantitas makanan serta suhu.<br />
<br />
E. Penangkaran<br />
<br />
Masy’ud
(1989) memberikan pengertian tentang penangkaran yaitu sebagai suatu
kegiatan untuk mengembangkan jenis-jenis satwaliar atau tumbuhan alam
yang bertujuan untuk memperbanyak populasinya dengan tetap
mempertahankan kemurnian jenisnya sehingga kelestarian dan keberadaannya
di alam dapat dipertahankan. Selanjutnya dikatakan bahwa kegiatan
penangkaran adalah meliputi kegiatan pengumpulan bibit,
pengembangbiakan, perkawinan, penetasan telur, pembesaran anak, serta
pelepasliaran kembali ke alam.<br />
<br />
Menurut Masy’ud (1989) teknologi
yang dibutuhkan mencakup berbagai tahapan usaha penangkaran mulai dari
tahap pengumpulan atau penangkaran satwa yang akan digunakan sebagai
bibit dari lapangan, tahap pengangkutan, pemeliharaan, pembesaran serta
pengembalian kembali ke alam.<br />
<br />
Teknologi penangkapan satwa perlu
diperhatikan secara khusus, mengingat perilaku satwaliar umumnya sangat
sensitif. Karena sifat satwa yang khas tersebut maka diperlukan suatu
teknik yang tepat untuk menghindari terjadinya stress pada satwa selama
proses penangkapan dan pengangkutan. Dalam proses penangkaran, teknologi
yang diperlukan mencakup aspek perkandangan, makanan, reproduksi,
kesehatan, dan pasca panen. Selain itu suatu penangkaran dikatakan
sukses apabila teknologi reproduksi satwa tersebut telah diketahui dan
dikuasai dengan baik dengan bukti satwa yang ditangkarkan dapat
berkembangbiak dengan baik pula.<br />
<br />
Adapun menurut Masy’ud (1989)
penangkaran tidak hanya bertujuan untuk mempertahankan jenis-jenis
satwaliar yang terancam kepunahannya tetapi juga sebagai usaha untuk
melipatgandakan populasi dan mempertahankan kemunian jenis satwa yang
ditangkarkan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.<a href="http://klubreptilsriwijaya.bforum.biz/t46-ular-sanca-hijau-morelia-viridis" target="_blank">sumber</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17750607612349406758noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4743062456928769264.post-1048965908466870562013-02-22T08:15:00.000-08:002013-02-25T12:29:30.223-08:00dipong / pyton curtus<span style="font-size: x-small;"><b>Kita di Indonesia mengenalnya dengan
nama Dipong. Daerah penyebarannya di Sumatera yang berwarna cream/merah
dan Kalimantan yang memiliki corak dasar hitam. Merupakan jenis ular
yang tidak memiliki racun. Jika sedang menyerang, dia bisa seperti
mempunyai pegas yang dapat melentingkan tubuhnya ke sasaran. Diketahui
bisa mencapai 2meter, meskipun pada umumnya kita lebih banyak menemukan
dengan ukuran rata-rata hanya 1,2meter. Meskipun bukan ular yang
berbadan panjang, dipong bisa mencapai lebih dari 10kg dikarenakan dia
memiliki lingkar badan yg besar.<br />
Biasa hidup di hutan hujan dan sering ditemukan di sepanjang pinggiran
sungai. Jadi memang dipong membutuhkan lingkungan hidup yang mempunyai
kelembaban tinggi, namun bukan berarti di dalam air ya.. seperti yang
banyak hobies terapkan sehingga si ular menjadi rentan flu dan penyakit
lainnya. Dipong sendiri termasuk jenis ular yang mudah stres , kalau
ular tersebut stres bisa-bisa mogok makan berminggu-minggu , bahkan ada
yang sampai berbulan-bulan dan akhirnya ular tersebut MATI. Dipong
sendiri banyak dipelihara oleh para pencinta reptil (termasuk saya
sendiri) hehe .. biasanya dipong di peruntukan bagi pemula , hal ini di
sebabkan karena tidak terlalu sulit dalam perawatannya. Biasanya dipong
diberi pakan mencit (tikus putih) , emprit . Saya sendiri memberikan
mencit sebagai menu utama untuk si 'Pongki' (nama ular dipong saya) hehe
..</b></span><br />
<span style="font-size: x-small;"><b>untuk dipong yg masih berukuran 20-50
cm bisa diberikan makan mencit/emprit . Akan tetapi apabila umurnya
sudah dewasa dan otomatis tubuhnya juga sudah besar dapat diberikan
makan marmut . Bentuk ular yang sering di kenal dipong ini sangat unik
karena tidak memanjang , melainkan melebar , hehe .. </b></span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;"><b>Nah sekarang cara membedakan jenis atau locality dipong dari retina mata , check this :D</b></span><br />
<span style="font-size: x-small;"><b> </b></span><span style="font-size: x-small;"><b> </b></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeaRsfTQYTwUUilIvqRxSiRVhTZhrbLwcRYAn6p8zCM55A1RCZCDBnqcMWSm7CqMYcZEBl4sUbB5FCsCyww5kIhcd-gt7hXy2_qfoLN-qr3bxcvvKodRZadguHkgmy7pUXvoaCvgvi5wgL/s1600/bl.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="211" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeaRsfTQYTwUUilIvqRxSiRVhTZhrbLwcRYAn6p8zCM55A1RCZCDBnqcMWSm7CqMYcZEBl4sUbB5FCsCyww5kIhcd-gt7hXy2_qfoLN-qr3bxcvvKodRZadguHkgmy7pUXvoaCvgvi5wgL/s320/bl.jpg" width="320" /><span style="background-color: white;"></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><b>Nah itu beberapa jenis dipong menurut locality yang dapat di lihat dari retina .</b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><b> Nah sekarang coba di liat beberapa jenis dipong morp . Yang pasti bikin mata kita melotot :D</b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><b>beberapa gambar tersebut saya ambil dari beberapa sumber .</b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><b><br />
</b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<b><i>Golden Eye (het magpie curtus)</i></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<b>sumber: adriyantotasma.multiply.com</b><b><i> </i></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<b><i> </i></b><span style="font-size: x-small;"></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYIsILwUrBD7S7GCMk8alvwfQn_7SVVp3nDlpyVJ452F8RN5VOFtp9lnQmCRN2CdyL0K-BKXI_z-lG5XveysjfYE3chFLxU9I0RnRJKwdMcxsF2xZ_7Fktw2n9-_EFEML8lyHpcuezFT2g/s1600/Golden-Eye-2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYIsILwUrBD7S7GCMk8alvwfQn_7SVVp3nDlpyVJ452F8RN5VOFtp9lnQmCRN2CdyL0K-BKXI_z-lG5XveysjfYE3chFLxU9I0RnRJKwdMcxsF2xZ_7Fktw2n9-_EFEML8lyHpcuezFT2g/s320/Golden-Eye-2.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRwSOjdYXJLKGu4mDOKxBCydCrSku1ZdL94Foe0x0Ork9mKp_2M0bi6M3S7n8nG0YrftRpl2f0T1zG4HNvRVhraJjQBf675hBL3CbKXiUhnH3oWuNCEJrOOQ2_zpCNnaw5H7Z_a8Y0P5Uy/s1600/C2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="232" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRwSOjdYXJLKGu4mDOKxBCydCrSku1ZdL94Foe0x0Ork9mKp_2M0bi6M3S7n8nG0YrftRpl2f0T1zG4HNvRVhraJjQBf675hBL3CbKXiUhnH3oWuNCEJrOOQ2_zpCNnaw5H7Z_a8Y0P5Uy/s320/C2.jpg" width="320" /></a></div>
<i> </i><br />
<i> <b> Albino Granit Curtus</b></i><br />
<b> sumber: adriyantotasma.multiply.com</b><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhB8OzrJv7SnIcc4pnCa9T5PL4mNtxamPXSUEzgoCWXr5j8NxAZC7a_VcpcaftnVXYlIBWN2qCVdTh09Wf3IcTQ845G7Wc6WLQ-MTL-hso8vtYaHEsQCdlHS8Iym-wkzyjzcNgAfBsAsFpR/s1600/IMG-2382.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhB8OzrJv7SnIcc4pnCa9T5PL4mNtxamPXSUEzgoCWXr5j8NxAZC7a_VcpcaftnVXYlIBWN2qCVdTh09Wf3IcTQ845G7Wc6WLQ-MTL-hso8vtYaHEsQCdlHS8Iym-wkzyjzcNgAfBsAsFpR/s320/IMG-2382.jpg" width="320" /><i><b> </b></i></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<i><b> Granit</b></i></div>
<b> sumber: adriyantotasma.multiply.com</b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYW5lTXGeWBZ4E9Be64vSh3DTWYqMQYRSXSpyqAMk9gwmygvNo4fVinfhxll3_IpdUaqMVYkq09k6lPTm2UCrhFbme5FR-PeH4cmi-imtTPcjq4ncHcrl0GOoqPAnkxrnIZsE7K7-aJ5_D/s1600/Granite-Male.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="194" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYW5lTXGeWBZ4E9Be64vSh3DTWYqMQYRSXSpyqAMk9gwmygvNo4fVinfhxll3_IpdUaqMVYkq09k6lPTm2UCrhFbme5FR-PeH4cmi-imtTPcjq4ncHcrl0GOoqPAnkxrnIZsE7K7-aJ5_D/s320/Granite-Male.jpg" width="320" /></a></div>
<i> </i><br />
<b><i> </i><i>Red Albino T- </i></b><br />
<b> sumber: adriyantotasma.multiply.com</b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI0lLnG2cQxPCE6w1uHEAvATrdKrMfTS6TGuJn_uKEe3vyCga2cbloX52bJH3Ty3PiHEBf_IrM3KhQp-uesRkB6BE0h_5uenp8oFkyAUCI-21LQMOVwAXDcvzi5VqFJsECrh4yK66-KSQD/s1600/Albino-01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="211" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI0lLnG2cQxPCE6w1uHEAvATrdKrMfTS6TGuJn_uKEe3vyCga2cbloX52bJH3Ty3PiHEBf_IrM3KhQp-uesRkB6BE0h_5uenp8oFkyAUCI-21LQMOVwAXDcvzi5VqFJsECrh4yK66-KSQD/s320/Albino-01.jpg" width="320" /></a></div>
<i> </i><br />
<b><i> Ivory</i></b><i> </i><br />
<b> sumber: adriyantotasma.multiply.com</b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhthuha-g3MI7d-VC6cIHpdi7CksPtDlYiYN6CwSGS2j-uB4QIiEzYVe5ff_-iMQA6x8zVcrMQDzkl1Yf-_feJ5LV2WHXTg9kahO6p35itSw47sgvhfHLPqZaA6sYgMiywfnEHXxHz9_5qV/s1600/Ivory.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhthuha-g3MI7d-VC6cIHpdi7CksPtDlYiYN6CwSGS2j-uB4QIiEzYVe5ff_-iMQA6x8zVcrMQDzkl1Yf-_feJ5LV2WHXTg9kahO6p35itSw47sgvhfHLPqZaA6sYgMiywfnEHXxHz9_5qV/s320/Ivory.jpg" width="320" /></a></div>
<i> </i><br />
<b><i> Slack Line</i></b><i> </i><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBBqWizluz9aVh1sD167I3FS_wRDRxXHruUhPTcNpJW4I39wwy2cRvbATsh9JsFeEqYWjnmm4mu8ee-zgV0csGTPLWJ8cDVPQ_NBkN29WX4MW24ArvqsKH_YNxpclAqc8Pmr3OdUhcEl6R/s1600/Blood_SupUltraStri_060308_28o.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="226" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBBqWizluz9aVh1sD167I3FS_wRDRxXHruUhPTcNpJW4I39wwy2cRvbATsh9JsFeEqYWjnmm4mu8ee-zgV0csGTPLWJ8cDVPQ_NBkN29WX4MW24ArvqsKH_YNxpclAqc8Pmr3OdUhcEl6R/s320/Blood_SupUltraStri_060308_28o.jpg" width="320" /></a></div>
<i> <b> </b></i><b><i> </i></b><br />
<b><i> Magpie</i></b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqYtw1e7haCIaplg9aHFdi2t7TlvN75N5hY8vzqZquzlCB1A3ADb5p42YCF4rOhxkv_mcEFjFm3bOVfZ49g9upxreJ0ZNy8NZV5xMyFXwqshocXT8G3jO8gZ6mBh-l85wSx018oF32NJky/s1600/Blood_magNeo_071709_29o.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="217" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqYtw1e7haCIaplg9aHFdi2t7TlvN75N5hY8vzqZquzlCB1A3ADb5p42YCF4rOhxkv_mcEFjFm3bOVfZ49g9upxreJ0ZNy8NZV5xMyFXwqshocXT8G3jO8gZ6mBh-l85wSx018oF32NJky/s320/Blood_magNeo_071709_29o.jpg" width="320" /></a></div>
<i> <b> </b></i><br />
<b><i> </i><i>Albino T-</i></b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1smyTdJ_mlLZbq0RamrRA5P6nvHnlID4R9cNhnxKHBjNsyWM8tHqlxqaMYMksjqAPQ-T9qmMI7ZMMnSj8jzvZaPwXrfkSg57JXJTLAcD8sjYpl10tXUL2PGUbKO51rqKTY0YnOfwZJbzj/s1600/Blood_specialAlb_091409_34o.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1smyTdJ_mlLZbq0RamrRA5P6nvHnlID4R9cNhnxKHBjNsyWM8tHqlxqaMYMksjqAPQ-T9qmMI7ZMMnSj8jzvZaPwXrfkSg57JXJTLAcD8sjYpl10tXUL2PGUbKO51rqKTY0YnOfwZJbzj/s320/Blood_specialAlb_091409_34o.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<i><b> </b></i><b><i> Reduce Pattern Ultra Breit</i></b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJRsTh6qtwTPO4cb_gedFkvqDuLjyXS8UY_TrApSN7-qGOBSBOofBAVLTt12nzJ9KQU-UIwINp10CDQMtAbgCKLzkxpAKmWVOfZuLTbDdbDYGpGLmZUd-ik099GujRD4k4u6IHXku657ia/s1600/Breits_New-UltraMorph_110509_99o.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="209" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJRsTh6qtwTPO4cb_gedFkvqDuLjyXS8UY_TrApSN7-qGOBSBOofBAVLTt12nzJ9KQU-UIwINp10CDQMtAbgCKLzkxpAKmWVOfZuLTbDdbDYGpGLmZUd-ik099GujRD4k4u6IHXku657ia/s320/Breits_New-UltraMorph_110509_99o.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<i><b> </b></i><b><i>Ultra Breit</i></b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxa-U1775499C8iawp2ceTsSvgjyGKynzXZlfWDW7DLXafbkntj7dpnY6OIahNSzN5fFEXEuIDSxg93i-Xlk_Q6VkfuJlWRj5NhoK6wyfKQuUj2jUWOssSDG_vzEwdjiRl8V5ipbeQ2WZr/s1600/Breits_ultra2_043009_21o.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="229" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxa-U1775499C8iawp2ceTsSvgjyGKynzXZlfWDW7DLXafbkntj7dpnY6OIahNSzN5fFEXEuIDSxg93i-Xlk_Q6VkfuJlWRj5NhoK6wyfKQuUj2jUWOssSDG_vzEwdjiRl8V5ipbeQ2WZr/s320/Breits_ultra2_043009_21o.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<span style="font-size: x-small;"><b><i> </i><i>Red Llily Het Albino</i></b></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEju9Ym8ylu6EsC5cxGjO2KPTxBFphrxzdWEbQ5gMHVuNQzJzwbxlllC9k5_VVIYjcqSwO7dI26RnC0gRTgAiU1aHDE4oz-sj5lnFIvETV71MmkHZD-p3eqnNFcz2HFSqW7mAvTuRln3trDE/s1600/Blood_lylly-eggs_070511_28o.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEju9Ym8ylu6EsC5cxGjO2KPTxBFphrxzdWEbQ5gMHVuNQzJzwbxlllC9k5_VVIYjcqSwO7dI26RnC0gRTgAiU1aHDE4oz-sj5lnFIvETV71MmkHZD-p3eqnNFcz2HFSqW7mAvTuRln3trDE/s320/Blood_lylly-eggs_070511_28o.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<i><b> <span style="font-size: x-small;"> </span></b></i><span style="font-size: x-small;"><b><i>VPI ALBINO GOLDEN EYE RED</i></b></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcHb95FRC1O4iWjsOVOcKQL5VjUqZVZsR7vdJd_tK2WVPVuruwVlsLcAJsIptGMmrNc2L2PQ9A4_P0Z149n_a6I836Wq9ojQnTBeEPhGmFJ1Bf0gGSAXyrlgXd64B0hrOnyYbkLGISMj3R/s1600/Bloods_AlbGE-sibs_062311_15o.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="210" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcHb95FRC1O4iWjsOVOcKQL5VjUqZVZsR7vdJd_tK2WVPVuruwVlsLcAJsIptGMmrNc2L2PQ9A4_P0Z149n_a6I836Wq9ojQnTBeEPhGmFJ1Bf0gGSAXyrlgXd64B0hrOnyYbkLGISMj3R/s320/Bloods_AlbGE-sibs_062311_15o.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<b><i> </i><i>VPI ORANGE TNEG PYTHON BRONGERSMAI</i></b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRiBWYF09EQoeTqAnkWu2bVMCH_m2UsqdBJC2Bk_aPJMY2BXRk-GbEZd7W-rS2tEuHoaiWXxN_Jbga_EowWrRcUNTz7beavk-F4AYOXz__pSABck35y0wJcFfRDQcZ59QXm_KjqJAoNI5q/s320/Bloods_OrangAlbNeos_060111_26o.jpg" width="320" /><a href="http://squadvampire.blogspot.com/2011/09/blood-python-dipong-python-curtus.html" target="_blank">sumber</a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17750607612349406758noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4743062456928769264.post-38084222431684906072013-02-22T08:10:00.001-08:002013-02-25T12:29:42.628-08:00Ular kepala-dua / Cylindrophis ruffus<b>Ular kepala-dua</b> adalah sejenis <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ular" title="Ular">ular</a>
primitif yang tidak berbisa. Dinamai demikian, karena perilakunya
manakala merasa terganggu, ular ini menegakkan ekornya seolah-olah di
situlah letak kepalanya pada kenyataannya kepala yang sesungguhnya
disembunyikannya di bawah gulungan badannya.<br />
Ular ini juga dikenal dengan nama-nama lain seperti, <i>oray totog</i> atau <i>oray teropong</i> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sunda" title="Bahasa Sunda">Sd.</a>), <i>majara</i> (<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Toraja" title="Bahasa Toraja">Toraja</a>), ular gelenggang, dan lain-lain. Dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggris" title="Bahasa Inggris">bahasa Inggris</a> disebut dengan nama <i>Red-tailed Pipe Snake</i> atau <i>Common Pipe Snake</i>, sementara nama ilmiahnya adalah <i>Cylindrophis ruffus</i> (Laurenti, 1768).<br />
<table class="toc" id="toc">
<tbody>
<tr>
<td><br /></td>
</tr>
<tr><td valign="top"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<h2>
<span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Pemerian">Pemerian</span></h2>
Ular yang bertubuh silindris (<i>cylindrophis</i>; <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunani" title="Bahasa Yunani">Gr.</a> <i>kylinder</i>, batang penggiling, dan <i>ophis</i>,
ular), dengan ekor amat pendek dan hampir tak terbedakan dengan kepala.
Kepala dan ekor sama-sama tumpul. Panjang tubuh dapat mencapai 90 cm,
akan tetapi agak jarang yang melebihi 50 cm.<br />
Tubuh bagian atas (<i>dorsal</i>) berwarna hitam, dengan belang-belang merah jingga di kanan-kirinya (<i>ruffus</i>; salah tulis dari kata <i>rufus</i>,
kemerahan). Kepala dan ekor berwarna merah jingga dengan noda-noda
hitam. Warna-warna cerah ini sering memudar atau menghilang dengan
bertambahnya umur dan ukuran tubuh ular, sehingga ular nampak dominan
kehitaman. Sisi bawah tubuh (<i>ventral</i>) hitam dengan belang-belang
putih, setidaknya sebagian tersusun berseling seperti papan catur. Sisi
bawah ekor kemerahan, menyebabkannya sering disangka sebagai <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ular_cabe&action=edit&redlink=1" title="Ular cabe (halaman belum tersedia)">ular cabe</a> (<i>Maticora intestinalis</i>) yang berbisa.<br />
Sisik-sisik di sisi ventral tidak terbedakan (tidak melebar) dari
sisik-sisik dorsal. Sisik ventral 186-222, sisik anal berbelah, sisik
subkaudal (bawah ekor) 5-7 buah, dan sisik dorsal dalam 19-21 deret di
tengah badan.<br />
<h2>
<span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Kebiasaan">Kebiasaan</span></h2>
<div class="thumb tleft">
<div class="thumbinner" style="width: 252px;">
<a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Cyl_ruffus_061212_2025_tdp.jpg"><img alt="" class="thumbimage" height="212" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a1/Cyl_ruffus_061212_2025_tdp.jpg/250px-Cyl_ruffus_061212_2025_tdp.jpg" srcset="//upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a1/Cyl_ruffus_061212_2025_tdp.jpg/375px-Cyl_ruffus_061212_2025_tdp.jpg 1.5x, //upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/a/a1/Cyl_ruffus_061212_2025_tdp.jpg 2x" width="250" /></a>
<br />
<div class="thumbcaption">
<div class="magnify">
<a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Cyl_ruffus_061212_2025_tdp.jpg" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf9/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>
Ular kepala-dua ketika merasa terganggu</div>
</div>
</div>
Ular kepala-dua umumnya ditemukan di dataran rendah, meskipun Tweedie
(1983) menyebutkan pernah didapatkan pada ketinggian 1.700 m dpl. Ular
ini menghuni <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan" title="Hutan">hutan-hutan</a> dataran rendah yang lembap, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kebun" title="Kebun">kebun</a>
dan lahan-lahan pertanian. Tempat yang disukainya adalah yang memiliki
tanah gembur atau berlumpur, di mana ular ini dapat menyusup masuk (<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fossorial&action=edit&redlink=1" title="Fossorial (halaman belum tersedia)">fossorial</a>) untuk mencari mangsanya. Karena itu, ular kepala-dua sering pula ditemukan di sekitar daerah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rawa" title="Rawa">berawa-rawa</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sawah" title="Sawah">persawahan</a>, di bawah kayu-kayu lapuk di hutan, di balik tumpukan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Serasah" title="Serasah">serasah</a> yang membusuk, atau di tepi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai" title="Sungai">sungai</a>. Ular ini tidak jarang dijumpai di jalan tanah, di pagi hari sesudah hujan lebat turun pada malamnya.<br />
Aktif di malam hari (<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nokturnal" title="Nokturnal">nokturnal</a>), ular kepala-dua diketahui memangsa ular-ular lain yang lebih kecil, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kadal" title="Kadal">kadal</a>, bayi-bayi <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mamalia" title="Mamalia">mamalia</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cacing_tanah" title="Cacing tanah">cacing tanah</a>. Juga pernah dilaporkan memangsa sejenis <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sidat" title="Sidat">sidat</a> dan larva <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Serangga" title="Serangga">serangga</a>.<br />
Ular yang berwarna indah ini sama sekali tidak berbahaya, bahkan
tidak mau menggigit orang. Bila merasa terusik, alih-alih berlari ular
kepala-dua biasanya segera menggulung tubuhnya dan menyembunyikan
kepalanya, serta menegakkan ekornya tinggi-tinggi. Postur ekornya yang
memipih dan melengkung dengan tepat, mengingatkan kita pada rupa seekor <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kobra" title="Kobra">kobra</a>
yang sedang marah, meski berukuran lebih kecil. Namun hanya itu saja
kebisaannya. Bilamana si pengganggu tidak kena digertak, ular inilah
yang segera beringsut pergi. Tentu saja dengan kepala aslinya lebih
dahulu.<br />
Melihat postur yang ‘mengancam’ itu, orang-orang yang tidak
mengenalnya biasanya tanpa ampun segera membunuhnya. Dan malangnya ular
ini tidak begitu lincah dan cepat untuk menghindarinya.<br />
Ular kepala-dua bersifat <i>ovovivipar</i>, telurnya menetas selagi dalam kandungan, dan melahirkan sampai 13 ekor anak di satu saat.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17750607612349406758noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4743062456928769264.post-88361607996891281602013-02-22T08:06:00.000-08:002013-02-25T12:29:58.512-08:00ular kawat / Ramphotyphlops braminus<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/d/d3/R_braminus_060402_4547_tdp_rsz.jpg/200px-R_braminus_060402_4547_tdp_rsz.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/d/d3/R_braminus_060402_4547_tdp_rsz.jpg/200px-R_braminus_060402_4547_tdp_rsz.jpg" /></a></div>
<br />
<b>Ular kawat</b> merupakan sejenis <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ular" title="Ular">ular</a> yang terkecil di dunia. Nama ilmiahnya adalah <i>Ramphotyphlops braminus</i> (Daudin, 1803). Sementara nama-namanya dalam bahasa lain adalah <i>common blindsnake, Brahminy blindsnake, flowerpot snake, bootlace snake</i> (Eng.); ular kawat, ular cacing (Ind.), ular duwel (Jw.).<br />
<table class="toc" id="toc">
<tbody>
<tr>
<td><br /></td></tr>
</tbody></table>
<h2>
<span class="mw-headline" id="Identifikasi">Identifikasi</span></h2>
Ular kawat bertubuh amat kecil, nampak berkilau seperti sepotong
kawat kecil kehitaman. Panjang tubuh hingga 175 mm, akan tetapi jarang
yang lebih panjang dari 15 cm. Kebanyakan malah sekitar 10 cm atau
kurang.<br />
Tubuhnya berwarna hitam, kehitaman, kecoklatan, atau abu-abu kebiruan. Umumnya lebih gelap di bagian <i>dorsal</i> (punggung) dan lebih muda di sisi <i>ventral</i>
(perut). Ekornya amat pendek dan pada ujungnya terdapat runcingan
serupa duri. Terkadang kedua ujungnya (kepala dan ekor) berwarna lebih
muda atau keputihan.<br />
Matanya tersembunyi dan hanya nampak sebagai bintik gelap samar-samar
di balik sisik kepalanya. Oleh sebab itu, dalam bahasa Inggris dikenal
sebagai <i>blind snake</i> (ular buta). Sisik-sisik yang menutupi bagian
tengah tubuh tersusun dalam 20 deret, amat halus dan serupa saja
bentuknya di bagian dorsal maupun ventral.<br />
<h2>
<span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Kebiasaan_dan_ekologi">Kebiasaan dan ekologi</span></h2>
Ular ini sangat mirip <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cacing" title="Cacing">cacing</a>,
baik ukuran tubuh maupun perilakunya. Sering ditemukan di bawah
perabotan rumah, di balik pot-pot tanaman dan di halaman, di bawah batu
dan kayu-kayu busuk, ular ini dengan segera menggelepar seperti cacing
bila terusik. Namun bila diamati dengan seksama, terlihat ular ini
memiliki sisik yang berkilau dan kulitnya tidak berlendir.<br />
Ular kawat menggemari tempat-tempat yang sedemikian untuk mencari mangsanya yang berupa telur-telur <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Semut" title="Semut">semut</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rayap" title="Rayap">rayap</a> dan berbagai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Serangga" title="Serangga">serangga</a>
kecil lainnya. Mulutnya begitu kecil, dan hanya cukup untuk menelan
mangsanya yang juga amat kecil. Karena itu adanya sangka-sangkaan orang
bahwa ular kawat termasuk semacam ular yang amat berbisa dan dapat
mematikan manusia hanyalah mitos yang tidak berdasar. Ular ini bahkan
tidak mampu menggigit orang.<br />
Ular ini diduga berbiak secara <i>partenogenesis</i>, yakni telurnya
berkembang menjadi individu ular tanpa dibuahi oleh ular jantan. Dugaan
ini muncul karena semua spesimen ular ini yang berhasil dikumpulkan
ternyata teridentifikasi dengan kelamin betina (Tweedie, 1983). Sejenis
ular lain yang juga diketahui memiliki kemampuan partenogenesis adalah <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ular_karung_Papua&action=edit&redlink=1" title="Ular karung Papua (halaman belum tersedia)">ular karung Papua</a> (<i>Acrochordus arafurae</i>).<br />
Kebiasaan ular ini yang hidup di bawah tanah (<i>fossorial</i>),
ukurannya yang amat kecil, dan kemampuan partenogenesisnya, menjadikan
ular kawat ini mudah tersebar luas; populasinya dapat terbentuk hanya
dengan satu spesimen ular yang terbawa dalam tanah pada pot tanaman.<br />
<h2>
<span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Penyebaran">Penyebaran</span></h2>
Penyebaran ular ini amat luas: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika" title="Afrika">Afrika</a>
(Zanzibar, Tanzania, Mozambique, Somalia, Kamerun, Benin, Togo, Pantai
Gading). Madagaskar, kepulauan-kepulauan Comoro, Mascarenes, Seychelles,
Mauritius, Reunion, Rodrigues.<br />
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia" title="Asia">Asia</a>
tropis (Arab, Persia, India, Srilanka, Myanmar, Muangthai, Indochina,
Tiongkok selatan, Jepang selatan, Hongkong, Taiwan, Filipina,
Semenanjung Malaya, dan kepulauan-kepulauan di Samudera Hindia).<br />
Pasifik (Guam, Solomon, New Caledonia, Hawaii), Meksiko, Guatemala dan Hindia Barat.<br />
Di Indonesia ular kawat menyebar di seluruh kepulauan.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17750607612349406758noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4743062456928769264.post-52556514170296536442013-02-22T08:02:00.002-08:002013-02-25T12:30:53.954-08:00Ular sanca kembang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://praharasakti.files.wordpress.com/2011/01/reticulatus-java.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="199" src="http://praharasakti.files.wordpress.com/2011/01/reticulatus-java.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<b>Sanca kembang</b> adalah sejenis <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ular" title="Ular">ular</a> tak berbisa yang berukuran besar. Ukuran terbesarnya dikatakan dapat melebihi 10 meter. Lebih panjang dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Anakonda" title="Anakonda">anakonda</a> (<i>Eunectes</i>), ular terbesar dan terpanjang di Amerika Selatan. Nama-nama lainnya adalah ular sanca; ular sawah; <i>sawah-n-etem</i> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Simeulue" title="Simeulue">Simeulue</a>); ular <i>petola</i> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Ambon" title="Pulau Ambon">Ambon</a>); dan dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggris" title="Bahasa Inggris">bahasa Inggris</a> <i>reticulated python</i> atau kerap disingkat <i>retics</i>.<br />
Sanca kembang ini mudah dikenali karena umumnya bertubuh besar.
Keluarga sanca (Pythonidae) relatif mudah dibedakan dari ular-ular lain
dengan melihat sisik-sisik dorsalnya yang lebih dari 45 deret, dan
sisik-sisik ventralnya yang lebih sempit dari lebar sisi bawah tubuhnya.
Di Indonesia barat, ada lima spesiesnya: tiga spesies bertubuh gendut
pendek yakni kelompok <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ular_peraca&action=edit&redlink=1" title="Ular peraca (halaman belum tersedia)">ular peraca</a> (<i>Python curtus</i> group: <i>P. curtus</i>, <i>P. brongersmai</i> dan <i>P. breitensteini</i>) di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra" title="Sumatra">Sumatra</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan" title="Kalimantan">Kalimantan</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Semenanjung_Malaya" title="Semenanjung Malaya">Semenanjung Malaya</a>.<br />
Dua spesies yang lain bertubuh relatif panjang, pejal berotot: <i>P. molurus</i> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sanca_bodo" title="Sanca bodo">sanca bodo</a>) dan <i>P. reticulatus</i>. Kedua-duanya menyebar dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia" title="Asia">Asia</a> hingga <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sunda_Besar" title="Sunda Besar">Sunda Besar</a>, termasuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa" title="Jawa">Jawa</a>. <i>P. molurus</i> memiliki pola kembangan yang berbeda dari <i>reticulatus</i>,
terutama dengan adanya pola V besar berwarna gelap di atas kepalanya.
Sanca kembang memiliki pola lingkaran-lingkaran besar berbentuk jala (<i>reticula</i>,
jala), tersusun dari warna-warna hitam, kecoklatan, kuning dan putih di
sepanjang sisi dorsal tubuhnya. Satu garis hitam tipis berjalan di atas
kepala dari moncong hingga tengkuk, menyerupai garis tengah yang
membagi dua kanan kiri kepala secara simetris. Dan masing-masing satu
garis hitam lain yang lebih tebal berada di tiap sisi kepala, melewati
mata ke belakang.<br />
Sisik-sisik <i>dorsal</i> (punggung) tersusun dalam 70-80 deret; sisik-sisik <i>ventral</i> (perut) sebanyak 297-332 buah, dari bawah leher hingga ke anus; sisik <i>subkaudal</i> (sisi bawah ekor) 75-102 pasang. Perisai <i>rostral</i> (sisik di ujung moncong) dan empat perisai <i>supralabial</i> (sisik-sisik di bibir atas) terdepan memiliki lekuk lubang penghidu bahang (<i>heat sensor pits</i>) yang dalam (Tweedie 1983).<br />
Sanca kembang terhitung ular yang terbesar dan terpanjang di dunia. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Guinness_World_Records" title="Guinness World Records">The Guinness Book of World Records</a>
tahun 1991 mencatat sanca kembang sepanjang 32 kaki 9.5 inci (sekitar
10 meter) sebagai ular yang terpanjang (Murphy and Henderson 1997).
Namun yang umum dijumpai adalah ular-ular yang berukuran 5-8 meter.
Sedangkan berat maksimal yang tercatat adalah 158 kg (347.6 lbs). Ular
sanca termasuk ular yang berumur panjang, hingga lebih dari 25 tahun.<br />
Ular-ular betina memiliki tubuh yang lebih besar. Jika yang jantan
telah mulai kawin pada panjang tubuh sekitar 7-9 kaki, yang betina baru
pada panjang sekitar 11 kaki. Dewasa kelamin tercapai pada umur antara
2-4 tahun.<br />
Musim kawin berlangsung antara September hingga Maret di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia" title="Asia">Asia</a>.
Berkurangnya panjang siang hari dan menurunnya suhu udara merupakan
faktor pendorong yang merangsang musim kawin. Namun demikian, musim ini
dapat bervariasi dari satu tempat ke tempat lain. Shine <i>et al</i>. 1999 mendapatkan bahwa sanca kembang di sekitar <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Palembang" title="Palembang">Palembang</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Selatan" title="Sumatera Selatan">Sumatera Selatan</a>, bertelur antara September-Oktober; sementara di sekitar <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Medan" title="Medan">Medan</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Utara" title="Sumatera Utara">Sumatera Utara</a> antara bulan April-Mei.<br />
Jantan maupun betina akan berpuasa di musim kawin, sehingga ukuran
tubuh menjadi hal yang penting di sini. Betina bahkan akan melanjutkan
puasa hingga bertelur, dan sangat mungkin juga hingga telur menetas
(McCurley 1999).<br />
Sanca kembang bertelur antara 10 hingga sekitar 100 butir.
Telur-telur ini ‘dierami’ pada suhu 88-90 °F (31-32 °C) selama 80-90
hari, bahkan bisa lebih dari 100 hari. Ular betina akan melingkari
telur-telur ini sambil ber<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kontraksi" title="Kontraksi">kontraksi</a>.
Gerakan otot ini menimbulkan panas yang akan meningkatkan suhu telur
beberapa derajat di atas suhu lingkungan. Betina akan menjaga
telur-telur ini dari pemangsa hingga menetas. Namun hanya sampai itu
saja; begitu menetas, bayi-bayi ular itu ditinggalkan dan nasibnya
diserahkan ke alam.<br />
Sanca kembang menyebar di hutan-hutan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggara" title="Asia Tenggara">Asia Tenggara</a>. Mulai dari Kep. <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nikobar" title="Nikobar">Nikobar</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Burma" title="Burma">Burma</a> hingga ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indochina" title="Indochina">Indochina</a>; ke selatan melewati Semenanjung Malaya hingga ke Sumatra, Kalimantan, Jawa, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nusa_Tenggara" title="Nusa Tenggara">Nusa Tenggara</a> (hingga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Timor" title="Timor">Timor</a>), <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi" title="Sulawesi">Sulawesi</a>; dan ke utara hingga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Filipina" title="Filipina">Filipina</a> (Murphy and Henderson 1997).<br />
Sanca kembang memiliki tiga subspesies. Selain <i>P.r. reticulatus</i> yang hidup menyebar luas, dua lagi adalah <i>P.r. jampeanus</i> yang menyebar terbatas di <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pulau_Tanah_Jampea&action=edit&redlink=1" title="Pulau Tanah Jampea (halaman belum tersedia)">Pulau Tanah Jampea</a> dan <i>P.r. saputrai</i> yang menyebar terbatas di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Selayar" title="Kepulauan Selayar">Kepulauan Selayar</a>. Kedua-duanya di lepas pantai selatan Sulawesi Selatan.<br />
Sanca kembang hidup di hutan-hutan tropis yang lembap (Mattison,
1999). Ular ini bergantung pada ketersediaan air, sehingga kerap ditemui
tidak jauh dari badan air seperti sungai, kolam dan rawa.<br />
Makanan utamanya adalah <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mamalia" title="Mamalia">mamalia</a> kecil, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Burung" title="Burung">burung</a> dan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Reptilia" title="Reptilia">reptilia</a> lain seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Biawak" title="Biawak">biawak</a>. Ular yang kecil memangsa <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kodok" title="Kodok">kodok</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kadal" title="Kadal">kadal</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan" title="Ikan">ikan</a>. Ular-ular berukuran besar dilaporkan memangsa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Anjing" title="Anjing">anjing</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Monyet" title="Monyet">monyet</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Babi_hutan" title="Babi hutan">babi hutan</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rusa" title="Rusa">rusa</a>, bahkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia" title="Manusia">manusia</a> yang ‘tersesat’ ke tempatnya menunggu mangsa (Mattison 1999, Murphy and Henderson 1997, Shine <i>et al</i>.
1999). Ular ini lebih senang menunggu daripada aktif berburu,
barangkali karena ukuran tubuhnya yang besar menghabiskan banyak energi.<br />
Mangsa dilumpuhkan dengan melilitnya kuat-kuat (<i>constricting</i>)
hingga mati kehabisan napas. Beberapa tulang di lingkar dada dan panggul
mungkin patah karenanya. Kemudian setelah mati mangsa ditelan
bulat-bulat mulai dari kepalanya.<br />
Setelah makan, terutama setelah menelan mangsa yang besar, ular ini
akan berpuasa beberapa hari hingga beberapa bulan hingga ia lapar
kembali. Seekor sanca yang dipelihara di Regent’s Park pada tahun 1926
menolak untuk makan selama 23 bulan, namun setelah itu ia normal kembali
(Murphy and Henderson 1997).<br />
<h2>
<span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Sanca_dan_Manusia">Sanca dan Manusia</span></h2>
Sanca --terutama yang kecil-- kerap dipelihara orang karena relatif jinak dan indah kulitnya. Pertunjukan rakyat, seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Topeng_monyet" title="Topeng monyet">topeng monyet</a>,
seringkali membawa seekor sanca kembang yang telah jinak untuk
dipamerkan. Sirkus lokal juga kadang-kadang membawa sanca berukuran
besar untuk dipamerkan atau disewakan untuk diambil fotonya.<br />
Sanca banyak diburu orang untuk diambil kulitnya yang indah dan
bermutu baik. Lebih dari 500.000 potong kulit sanca kembang
diperdagangkan setiap tahunnya. Sebagian besar kulit-kulit ini diekspor
dari Indonesia, dengan sumber utama Sumatra dan Kalimantan. Semua adalah
hasil tangkapan di alam liar.<br />
Jelas perburuan sanca ini sangat mengkhawatirkan karena mengurangi
populasinya di alam. Catatan dari penangkapan ular komersial di Sumatra
mendapatkan bahwa sanca kembang yang ditangkap ukurannya bervariasi
antara 1 m hingga 6 m, dengan rata-rata ukuran untuk jantan 2.5 m dan
betina antara 3.1 m (Medan) – 3.6 m (Palembang). Kira-kira sepertiga
dari betina tertangkap dalam keadaan reproduktif (Shine <i>et al</i>. 1999). Hingga saat ini, ular ini belum dilindungi undang-undang. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/CITES" title="CITES">CITES</a> (konvensi perdagangan hidupan liar yang terancam) memasukkannya ke dalam Apendiks II.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17750607612349406758noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4743062456928769264.post-12717170396481371402013-02-21T22:21:00.001-08:002013-02-21T22:21:12.688-08:00POSISI PALING NIKMAT UNTUK BERCINTA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<img height="567" src="http://websitedada1.files.wordpress.com/2012/01/cicak-kawin.jpg" width="640" /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17750607612349406758noreply@blogger.com0